Pada sekitar 150 tahun yang lalu di bagian barat pulau Nusa Penida,
tepatnya di Sebunupa, wilayah Desa Bunga Mekar hiduplah seorang pemuda bernama
I Kalpa. I Kalpa mempunyai seorang kekasih yang juga berasal dari desa
tersebut. I Kalpa terkenal sebagai seorang
yang suka usil dan menjahili temannya.
Pada suatu ketika munculah niat usil I Kalpa terhadap kekasihnya.
Saat itu kekasihnya itu sedang mengambil air minum di suatu cubang penampungan
air, dasar usil I Kalpa mencampurkan suatu kotoran ke dalam air tersebut,
hingga air tersebut dibawa pulang. Di rumah calon mertuanya, entah oleh karena
kelakuannya tersebut sudah diketahui, air tersebut kemudian dipakai untuk
memasak suatu hidangan yang dimasakkan khusus untuk I Kalpa. Demikian I kalpa
pun tanpa curiga langsung makan dengan lahapnya.
Setelah selesai makan dengan lahapnya I Kalpa pun bersendawa tanda
kekenyangan serta memuji hidangan tersebut. Calon mertuanyapun bertanya apakah
hidangan tersebut enak dan dijawab dengan sumringah oleh I Kalpa. Akhirnya diceritakanlah
bahwa hidangan itu dimasak khusus untuknya dengan air yang telah dimasuki
kotoran tersebut. Mendengar hal tersebut seketika I Kalpa merasa jijik dan
darahnya meluap, kemudian ia mengamuk. Mendengar suasana keributan tersebut
wargapun berdatangan ingin melerai. Akan tetapi I Kalpa yang memegang senjata
itu melukai seorang warga. Seketika mengetahui perbuatannya tersebut I Kalpa
segera lari dengan dikejar oleh warga.
Kekasih I Kalpa karena kecintaannya akhirnya memilih mengikuti
pelarian I Kalpa. Warga masyarakat terus mengejar I Kalpa ke berbagai arah. I
Kalpa pun berlari tanpa tujuan akhirnya sampailah dia di bagian timur Pulau
Nusa Penida yaitu di daerah yang sekarang berada disekitar Desa Suana, sebelah
barat Pura Batumedau. Akhirnya ia menetaplah di sana berbaur dengan masyarakat
di sana. Pada suatu waktu, di tempatnya yang baru, I Kalpa oleh karena suatu
sebab berselisih dengan salah satu warga desa di sana, akhirnya I Kalpa pun
kembali meninggalkan desa tersebut, menuju ke arah barat daya. Sampailah dia di
daerah yang belum berpenghuni, dimana daerah tersebut banyak ditumbuhi semak
atau rerumputan yang dikenal dengan rumput Gelagah. Merasa tempat tersebut
aman, I Kalpa pun memutuskan tinggal dan menetap di sana bersama dengan
kekasihnya yang akhirnya dia nikahi. I Kalpa mendirikan pondok di tempat yang
sekarang sudah dibanguni sebuah pura yang terletak tepat dibelakang SD Negeri 2
Kutampi sekarang, yang dikenal dengan nama Pura Geria. Daerah tersebut akhirnya
dinamakan Gelagah sesuai nama rumput yang banyak tumbuh di sana.
Waktu terus berlalu I Kalpa pun merasa kerasan tinggal di Gelagah
sampai akhirnya mempunyai keturunan. Suatu ketika melintaslah seorang yang
masih saudara dengan I Kalpa. Tidak disengaja dia melintas dan akhirnya
menemukan I Kalpa yang sudah hidup nyaman di Gelagah. Kagum akan kehidupan I
Kalpa sekarang akhirnya saudaranya itupun meminta agar diajak tinggal di
Gelagah. Akhirnya beberapa orang di Sebunupa pun ikut berdatangan dan menetap
di Gelagah.
Semakin lama, semakin banyaklah penduduk di Gelagah yang pindah dari
Sebunupa, mereka adalah soroh Tutuan atau Pratisentana Dalem Mangori. Akhirnya
karena oleh suatu sebab terjadi perselisihan diantara keturunan I Kalpa,
beberapa diantaranya mengungsi ke arah utara, yaitu Jurangpahit, dimana di
daerah tersebut sudah didiami oleh keturunan Ni Balian Sakti yaitu soroh
Tangkas Kori Agung. Soroh Tutuan yang di Juranpahit akhirnya lebih banyak di
Jurangpahit daripada di Gelagah, apalagi di Sebunupa. Baca juga Sejarah dan Asal-Usul Nama Jurangpahit. Demikian
kedatangan soroh Tutuan ke Jurangpahit. Sekali lagi ini menurut penuturan orang
tua terdahulu yang saya ceritakan kembali. Semoga bermanfaat dan dapat menambah
wawasan khususnya kewula muda Banjar Jurangpahit.
Kereeeennn, akhirnya tau gimana perjalanan soroh tutuan sampai ke jurang pahit, semoga Чª♌ƍ lainnya juga bisa membaca dan banyak Чª♌ƍ mengunjungi halaman ini
BalasHapusterima kasih sudah menjelaskan asal usul tutuan kami sebagai warga tutuan baru tau perjalanan leluhur kami
BalasHapusMantaaappp...mnambah wawasn lgi...
BalasHapusArya atau pasek ??
BalasHapus