Minggu, 02 Juni 2013

Ngaben Massal (Septawan, 2009)

septawan ngabenmassal image02Artikel berikut adalah sinopsis tesis I Wayan Andra Septawan yang diperoleh di Universitas Hindu Indonesia Denpasar pada tahun 2009. Ini menggambarkan upacara kremasi massal di Banjar Jurang Pahit, di timur laut Nusa Penida, di utara Kutampi. Tesis universitas dimulai dengan abstrak poin utama dalam bahasa Inggris (diadaptasi dari penulis GD), diikuti oleh kesimpulan Septawan dan daftar informan.
Argumen utama tesisnya tampaknya bahwa kremasi massal di Banjar Juran Pahit diadakan karena alasan koherensi sosial dan biaya kremasi berkurang. Kesimpulannya, dalam bahasa Indonesia, ikuti di bawah ini. Penulis Septawan, diwawancarai pada tahun 2009, bekerja sebagai Kepala Pengembangan 'Seksi Penyajian' of the Arts, Pusat Kesenian (Art Centre), pusat Denpasar.


 
Abstrak
Soroh '(marga) mengacu pada kelompok sosial masyarakat Bali berakar pada doktrin ikatan keluarga dan leluhur (Bhisama) ibadah. Keberadaan klan sering menyebabkan polarisasi besar dan ketegangan di antara klan, diilustrasikan oleh Putra Agung (2001) selama penelitiannya di Bali Utara. Ngaben Massal (kremasi massal) di Bajar Jurangpahit, bagaimanapun, menunjukkan bahwa hubungan baik antara klan yang mungkin. "Ini adalah sisi menarik dari penelitian ini."
Melalui pendekatan sosio-budaya, didukung oleh praktek (teori) agama, funcionalism struktural (?) Dan teori perubahan sosial, penelitian ini memfokuskan pada berusaha untuk mendapatkan penjelasan dari faktor yang mendasari Ngaben Massal, hubungan baik antara klan selama para kremasi massal dan implikasi dari upacara bagi masyarakat sosial-keagamaan di Banjar Jurang Pahit. Data diperoleh melalui wawancara, observasi partisipatif dan studi literatur. Selain itu, data diinterpretasikan dengan mencari penjelasan yang berarti, 'desain penjelasan atau kategori' dan mencari 'karakteristik antara konsep'.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ngaben Massal di Banjar Jurangpahit didasarkan pada bentuk kesadaran beragama, keberadaan agen perubahan sosial, toleransi antara marga dan mengurangi biaya Mass Kremasi.
Ngaben Massal di Banjar Jurangpahit melibatkan tiga klan: Tangkas Kori Agung, Tutuan dan Pasek Gelgel. Ini kremasi memiliki hubungan marga dibentengi, meskipun prinsipnya setiap klan terus identitasnya. Mereka memiliki implikasi pada mengubah cara berpikir dan praktek agama, memperkuat integritas dan solidaritas sosial di antara mereka dan mengurangi beban keuangan kremasi bagi masyarakat.Informan
1. I Nyoman Swasta (62), Br. Jurangpahit, Pensiunan guru (Panglingsir Tutuan Clan)2. I Nengah Geria, A, MD (43), Br.Jurangpahit, guru SMP (tokoh representatif dan menonjol dari Pasek Gelgel Clan)3. Drs. I Ketut Suartawan (57), Br.Jurangpahit, guru SMP (tokoh representatif dan menonjol dari Tutuan Clan)4. Mangku Septarawan (54), Br.Jurangpahit, SD guru (Pamangku Dadia Tutuan)5. Dr Ketut Apriantara (27), Br.Jurangpahit, PNS (Kelian Sekaa Taruna Dharma Eksala)6. Drs. I Nyoman Purna (48), Br.Jurangpahit, guru SMA (tokoh representatif dan menonjol dari Pasek Gelgel Clan)7. I Wayan Gede Sutarta, S.Ag (51), Br.Jurangpahit, guru SMP (tokoh representatif dan menonjol dari Tangkas Kori Agung Clan)8. I Made Suryana, ST (37), Br.Jurangpahit, SMK guru (tokoh representatif dan menonjol dari Tangkas Kori Agung Clan)9. Ketut Sweta, S.Ag, M.Ag (47), Br.Jurangpahit, guru SMA (tokoh representatif dan menonjol dari Pasek Gelgel Clan)10. I Wayan Suadnya, S.Ag (49), Br.Jurangpahit, guru SMP (Tutuan Clan)11. I Nyoman Maranadi (35), Br.Jurangpahit, Dusun Kepala Jurang Pahit (Kelian Dadia Tangkas Kori Agung)12. I Nyoman Misnawan (51), Br.Jurangpahit, Kelian Br. Jurang Pahit (Kelian Dadia Pasek Gelgel)Abstrak
septawan ngabenmassal image01Image kanan: Madeeng Upacara prosesi (Septawan)
Soroh merupakan nama kelompok sosialnya 'masyarakat Bali Yang didasarkan FUNDS gari keturunan Dan Ikatan Bhisama leluhur. Keberadaan soroh tidak JARANG menyebabkan terjadinya polarisasi massa sehingga menyebabkan terjadinya ketegangan-ketegangan antarsoroh, sebagaimana ditunjukkan Oleh Putra Agung (2001) Dalam, penelitiannya di daerah adalah Bali Utara. Namun demikian Fenomena ngaben massal di Banjar Jurang Pahit menunjukkan eratnya persaudaraaan antarsoroh. INILAH Sisi menarik Yang dikaji Dalam, penelitian inisial.
Melalui pendekatan sosial sector Yang didukung Artikel Baru Teori religi, Teori fungsionalisme struktural, Dan Teori perubahan sosialnya, penelitian inisial diarahkan untuk mendapatkan kejelasan tentang faktor-faktor Yang melatarbelakangi terlaksanakannya Upacara ngaben massal, eratnya persaudaraan antarsoroh Dalam, pelaksanaan Upacara ngaben massal, Dan implikasi Bahasa Dari Upacara nihil * Bagi Kehidupan sosialnya religius 'masyarakat Banjar Jurang Pahit. Data diperoleh Artikel Baru menggunakan menggunakan metoda wawancara, Observasi Usage, Dan Metode studi kepustakaan. Selanjutnya, data yang nihil diinterpretasi Artikel Baru memberikan makna, menjelaskan Pola atau Kategori, Dan JUGA MENCARI karakteristik ANTARA berbagai konsep.
Penelitian menunjukkan bahwa inisial pelaksanaan ngaben massal di bajar Jurang Pahit dilatari Oleh faktor adanya agen-agen perubahan sosialnya, kesadaran religius, Toleransi antarsoroh, Dan Wesel ngaben Yang lebih Murah. Pelaksanaan ngaben massal di Banjar Jurang Pahit Yang melibatkan Tiga nama kelompok soroh, yaitu soroh Tangkas Kori Agung, Tutuan dan Pasek Gelgel, mampu mempererat persaudaraan antarsoroh, meskipun FUNDS Hal-Hal Yang Prinsip setiap soroh mempertahankan identitasnya masing-masing. Pelaksanaan ngaben massal di Banjar Jurang Pahit berimplikasi terjadinya perubahan FUNDS Pola Pikir Dalam, pelaksanaan tata keagamaan, Penguatan Integrasi Dan Solidaritas sisial antarsoroh, Dan meringankan PENDAPATAN Warga Dalam, pembiayaan pengabenan.Simpulan (p.110)
septawan ngabenmassal image02Image kiri: Madeeng Upacara prosesi (Septawan)
Berdasarkan pemaparan FUNDS bab-bab sebelumnya Maka dapa sisimpulkan beberapa Hal sebagai berikut.
Pelaksanaan ngaben massal di Banjar Jurang Pahit dilatari Oleh beberapa faktor: a) adanya agen-agen Yang membawa ide-ide perubahan berupa pelaksanaan ngaben massal, b) kesadaran religius bahwa melaksanakan nganben merupakan kewajiban terhadap anggota Keluarga Yang telah meninggal, c) Toleransi antarsoroh bahwa salat Satu soroh mau melaksanakan ngaben Bersama-sama Artikel Baru soroh Yang Lain, d) Wesel ngaben massal lebih Murah daripada pelaksanaan ngaben secara SENDIRI-SENDIRI.
Pelaksanaan ngaben massal di Banjar Jurang Pahit mampu memperat persaudaraan antarsoroh. Hal inisial dapat dilihat Dalam, proses imunisasi meliputi pelaksanaan ngaben Yang melibatkan Tiga nama kelompok soroh Yang ADA di banjar inisial, yaitu soroh Tangkas Kori Agung, Tutuan Dan Pasek Gelgel, sebagai berikut: a) proses imunisasi meliputi pelaksanaan ngaben Bahasa Dari tahap persiapan sampai tahap Akhir sama halnya Artikel Baru pelaksanaan ngaben secara UMUM, yakni meliputi Upacara sawa prateka Dan atma wedana, b) keterlibatan para panglingsir Dan Tokoh-Tokoh soroh, Serta 'masyarakat antarsoroh Yang berkerjasama Artikel Baru Semangat kekeluargaan Dan gotong-royongan menunjunkkan bahwa pelaksanaan ngaben massal inisial mampu mempererat persaudaraan (p.111) antarsoroh; Dan C) persaudaraan antarsoroh inisial diwujudkan Dalam, pelaksanaan Upacara ngaben massal tidak menghilangkan Identitas soroh, terutama FUNDS Hal-Hal Prinsip.
Pelaksanaan ngaben massal di Banjar Jurang Pahit berimplikasi FUNDS beberapa Hal sebagai berikut: a) terjadinya perubahan Pola Pikir Dalam, pelaksanaan tata keagamaan bahwa komodifikasi Upacara Agama dapat dilakukan FUNDS tataran Praktis, tetapi inti ajaran atau nilainya Tetap dipertahankan, b) pelaksanaan menguatkan Dan mengintensifkan Integrasi Dan Solidaritas sosialnya, yaitu persaudaraan antarsoroh, Dan C) pelaksanaan ngaben massal meringankan PENDAPATAN Warga Dalam, pembiayaan pengaben KARENA di Samping lebih irit JUGA, Warga dapat mempersiapkan Wesel lebih Mutasi sampai ngaben massal dilaksanakan.
Sumber

    
Septawan, I Wayan Andra - Upacara Ngaben Masal di Banjar Jurang Pahit, Kutampi desa, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung Kebupaten: Strategi Mempererat persaudaraan Antarsoroh, S2-tesis Ilmu Agama Dan Kebudayaan, Universitas Hindu Indonesia, Denpasar 2009, 115pp, + glossary / daftar informan / foto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar